BAB I
PENDAHULUAN
I. Gambaran Umum
Perusahaan
I.1 Sejarah
Perusahaan
Usaha
tahu yang menjadi objek penelitian ini adalah usaha milik Bapak Mumu, yang
berlokasi di Jalan Yudhanegara ,Kota Tasikmalaya. CV Laksa Mandiri mengawali
karir pada usaha tahu sebagai kuli di tempat usaha orang lain pada tahun 1987,
setelah itu beliau pun mencoba berdagang untuk mempelajari masalah pemasaran.
Pada tahun 1997 beliau pun akhirnya memulai untuk membuka usaha tahu sendiri,
namun krisis moneter yang melanda di pertengahan tahun saat itu mempengaruhi
usaha beliau secara tidak langsung. Krisis moneter yang berlangsung waktu itu
membuat harga kedelai meningkat dari Rp 1.250 per kilogram menjadi Rp 6.200 per
kilogram. Tak hanya CV Laksa Mandiri saja tetapi usaha-usaha kecil lainnya yang
ada di Indonesia pun ikut terpengaruhi.
Pemerintah
saat itu pun mengeluarkan kebijakan berupa subsidi pinjaman yang disalurkan
melalui departemen perdagangan, untuk membantu usaha-usaha yang terkena dampak
krisis moneter. CV Laksa Mandiri sendiri pada saat itu menerima bantuan subsidi
pinjaman sebesar Rp 5.000.000 dan harus dikembalikan lagi, sehingga pada saat
itu beliaupun belum dapat menikmati hasil usahanya sendiri.Setelah beberapa
tahun berjalan usaha beliau akhirnya menghasilkan keuntungan, hingga kini usaha
beliau masih bertahan dan merupakan salah satu usaha tahu yang cukup maju di
Kota Tasikmalaya.
Kenaikan harga kedelai yang juga terjadi
sepanjang tahun 2013 diakui CV Laksa Mandiri cukup mempengaruhi usahanya, namun
ini masih dapat teratasi dengan manajemen yang baik dari beliau selaku pemilik
usaha. Adapun jumlah tenaga kerja yang bekerja pada usaha tahu kini adalah
sepuluh orang, yang berasal dari luar Kota Tasikmalaya dengan jam kerja per
hari kurang lebih 12 jam. Bertambahnya skala usaha di CV Laksa Mandiri
mendorong pemilik usaha melakukan renovasi sederhana terhadap tempat usaha
tersebut yang menghabiskan biaya Rp 1.500.000, juga menambah kan akses menuju
jalan utama berupa jembatan besi yang menghabiskan biaya sebesar Rp 25.000.000.
Sepuluh
tahun kemudian pemilik usaha melakukan renovasi ulang terhadap tempat usaha secara
total untuk menjaga ketahanan bangunan agar lebih lama, yang menghabiskan biaya
sebesar Rp 200.000.000. Kendaraan operasional yang digunakan pada usaha untuk
memperlancar kegiatan usaha berupa kendaraan pick up kecil seharga Rp
45.000.000 yang digunakan untuk mengantar tahu kepada pelanggan. 4.1.2 Struktur
Organisasi Perusahaan CV Laksa Mandiri memiliki struktur organisasi yang sangat
sederhana, dimana pemilik perusahaan bertindak sebagai pemimpin perusahaan dan
langsung membawahi bagian pencetakan, bagian penggumpalan, bagian menimbang, bagian
kayu, dan bagian pemasaran.
BAB II
TUJUAN DAN KEGUNAAN
2.1.
Perumusan Masalah
Kesalahan dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi
disebabkan oleh tidak detail atau kurang terincinya dalam menghitung biaya yang
dikerluarkan dalam proses produksi. Salah satu komponen yang seringkali tidak terinci
secara detail ialah komponen biaya overhead pabrik. Hal ini disebabkan karena
banyaknya komponen biaya overhead tersebut dan seringkali biaya overhead itu
tidak terlihat secara langsung kaitannya dengan proses produksi hal inilah yang
seringkali menyebabkan biaya overhead pabrik sering diabaikan atau tidak
dimasukkan ke dalam perhitungan harga pokok produksi oleh perusahaan manufaktur
termasuk juga UKM yang bergerak di
bidang manufaktur.
Untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat
diperlukan pencatatan akuntasi yang benar agar diperoleh hasil perhitungan yang
sebenarnya. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan pengendalian biaya dalam
perhitungan harga pokok produksinya agar dapat memperoleh harga yang akurat
sehingga dapat menetapkan harga jual yang tepat atau wajar bagi produk yang
dihasilkanya.Full costing digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya
dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya karena pada teknik ini
biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk jadi atau ke harga pokok
penjualan berdasarkan tarif yang ditentukan pada aktivitas normal atau
aktivitas yang sesungguhnya terjadi (Bustami dan Nurlela, 2006).
Metode full costing memperhitungkan biaya tetap karena biaya ini
dianggap melekat pada harga pokok persediaan baik barang jadi maupun persediaan
barang dalam proses yang belum terjual dan dianggap harga pokok penjualan jika
produk tersebut sudah habis dijual. Dengan demikian maka perusahaan akan
memperoleh biaya yang akurat serta dapat menetapkan harga jual yang lebih
kompetitif.Berdasarkan
uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti pada CV Laksa Mandiri
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi produk tahu yang dilakukan
oleh CV Laksa Mandiri?
2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi produk tahu dengan metode
full costing?
3. Bagaimana perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara metode
full costing dengan metode perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh
perusahaan dan pengaruhnya terhadap harga jual?
2.2. Tujuan Makalah
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis perhitungan harga pokok produksi produk tahu yang dilakukan
oleh CV Laksa Mandiri
2. Menganalisis perhitungan harga pokok produksi produk tahu
dengan metode full costing pada CV Laksa Mandiri
3. Menganalisis perbedaan antar metode full costing dan metode
yang digunakan oleh CV Laksa Mandiri serta pengaruhnya terhadap harga jual
2.3. Manfaat Makalah
Hasil studi kasus lapangan ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang dapat dipakai sebagai masukan oleh berbagai pihak yang
membutuhkannya, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan (UKM) penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
dalam menghitung harga pokok produksi yang tepat bagi perusahaan (UKM) untuk
mendapatkan hasil perhitungan harga pokokproduksi yang akurat sehingga dapat
menetapkan harga jual yang wajar
2. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
gambaran nyata dari penerapan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan
3. Bagi
pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
menghitung harga pokok produksi serta sebagai rujukan dan pembanding untuk
penelitian selanjutnya
BAB III
PROSES PRODUKSI
Adapun
struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur
organisasi CV Laksa Mandiri
CV Laksa mandiri
memiliki delapan 10 karyawan, yang terdiri dari bagian pencetakan sebanyak dua
orang, bagian penggumpalan 2 orang, bagian menimbang 2 orang, bagian kayu 2
orang, dan bagian pemasaran 2 orang. Setiap bagian melakukan tugas yang
berbeda-beda.
1.
Bagian Penggumpalan
Sebelum
melakukan penggumpalan bagian ini terlebih dahulu merendam kacang kedelai kemudian
melakukan proses penggilingan dengan mesin diesel, setelah kacang kedelai
digiling hingga lunak maka masuk ke dalam tahap pembuburan, pada tahap ini
kacang kedelai yang sudah digiling kemudian dimasak selama 30 menit, setelah
menjadi bubur maka proses penggumpalan dilakukan. Bubur kedelai akan diberi
bibit tahu kemudian diendapkan hingga bubur tersebut menggumpal menjadi tahu.
Bibit kedelai yang digunakan pada CV Laksa mandiri ialah air tahu yang telah didiamkan
selama satu malam.
2. Bagian Kayu
Bagian
ini bertugas untuk memotong kayu yang besar menjadi potonganpotongan yang kecil
sehingga kayu tersebut bisa dibakar, selain itu bagian kayu ini juga bertugas
memasukkan kayu jika kayu dibutuhkan untuk memasak bubur kedelai.
3. Bagian Menimbang
Bagian
ini bertugas untuk melakukan penimbangan kacang kedelai ketika kacang akan
diproduksi menjadi tahu, selain itu bagian ini juga bertugas untuk membersihkan
kedelai yang ada digudang sehingga ketika kacang diproduksi kacang dalam
keadaan bersih artinya bahwa tidak ada sampahsampah kecil ataupun batu-batu
kecil pada kedelai yang akan diproduksi tersebut.
4. Bagian Pemasaran
Bagian
pemasaran bertugas untuk mengantarkan tahu yang telah diproduksi kepada langganan
yang membeli tahu CV Laksa Mandiri.
5. Bagian Pencetakan
Bagian
pencetakan bertugas untuk melakukan pencetakan bubur tahu yang telah menggumpal
dengan menggunakan alat pencetak.
3.1.
Peralatan Produksi Tahu
Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan
sebelum berproduksi yaitu peralatan dan bahan baku. Peralatan yang digunakan
dalam memproduksi tahu masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Adapun
peralatan-peralatan yang digunakan dalam produksi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Peralatan produksi tahu usaha CV Laksa Mandiri
No
|
Keterangan
|
Jumlah (Unit)
|
Biaya (Rp/Unit)
|
Total (Rp)
|
1
|
Mesin
Diesel
|
1
|
8.000.000
|
8.000.000
|
2
|
Mesin
Giling
|
1
|
4.000.000
|
4.000.000
|
3
|
Tungku
Semen
|
2
|
1.500.000
|
3.000.000
|
4
|
Tanggok
Bambu
|
1
|
100.000
|
100.000
|
5
|
Bak
Platik
|
3
|
400.000
|
1.200.000
|
6
|
Pompa
Air
|
2
|
300.000
|
600.000
|
7
|
Cetakan
|
6
|
80.000
|
480.000
|
8
|
Jerigen
|
3
|
5.000
|
15.000
|
9
|
Serok
|
2
|
15.000
|
30.000
|
10
|
Kain
(50cmx50cm)
|
6
|
5.000
|
30.000
|
11
|
Bak
Air (1 m2)
|
1
|
500.000
|
500.000
|
12
|
Bak
Biang( 1 m2)
|
3
|
150.000
|
450.000
|
13
|
Lumpang
|
1
|
300.000
|
300.000
|
Total Biaya Peralatan
Produksi ( Rp)
|
18.705.000
|
Dari
Tabel 1 terlihat bahwa terdapat 13 peralatan yang digunakan untuk proses
produksi, antara lain mesin diesel dan mesin giling, pompa air, tungku semen,
cetakan, tanggok bambu, bak plastik, jerigen, serok, kain, bak air dan bak biang,
dan lumpang. Mesin diesel dan mesin giling yang dimiliki CV Laksa Mandiri ada
sebanyak satu unit. Adapun kegunaan mesin diesel adalah untuk menambah energi
listrik yang dibutuhkan dalam proses produksi tahu, sedangkan mesin giling
digunakan untuk menggiling kacang kedelai menjadi bubur.Tungku semen adalah
tungku yang terbuat dari semen yang dicor membentuk tungku, yang berfungsi
sebagai tempat untuk merebus kedelai yangsudah digiling dan untuk merendam tahu
ke dalam air kunyit. Usaha tahu CV Laksa Mandiri memiliki tungku semen sebanyak
dua unit. Bak plastik merupakan bak yang terbuat dari plastik dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan air tahu yang digunakan sebagai bibit untuk
menggumpalkan kacang kedelai yang sudah menjadi bubur. CV Laksa Mandiri
memiliki tiga bak plastik.Usaha ini memiliki dua unit pompa air, yang berfungsi
untuk memudahkan akses penggunaan air yang dibutuhkan dalam proses produksi. CV
Laksa Mandiri
memiliki
cetakan sebanyak 6 dengan fungsi untuk mencetak kedelai yang sudah diolah
menjadi tahu. Jerigen dan bak biang pada usaha masing-masing sebanyak tiga
unit, dimana jerigen berfungsi sebagai tempat menampung air sedang bak biang
berfungsi sebagai tempat kedelai yang sudah menjadi bubur dan sudah siap untuk
dicetak. Lumpang digunakan sebagai alat untuk menggiling kunyit. Dalam rangka
menjaga ketahanan peralatan, maka secara berkala pemilik usaha melakukan
pemeliharaan. Pemeliharaan peralatan produksi yang dilakukan oleh pemilik
bertujuan agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar yaitu dengan membersihkan
sebagian peralatan dan mengganti beberapa bagian pada mesin yang sudah karat
selain itu perawatan yang dilakukan setiap dua minggu sekali ialah mengganti
oli mesin diesel.
3.2
Proses Produksi Tahu
Bahan
baku utama dalam pembuatan tahu adalah kacang kedelai. Usaha tahu pada
penelitian ini membutuhkan kurang lebih dua kuintal kacang kedelai untuk
memproduksi tahu per harinya. Selain itu juga dibutuhkan beberapa bahan baku
penunjang lainnya dalam menghasilkan tahu, yang dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel
2. Kebutuhan bahan baku produksi tahu per hari
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1
|
Kacang
kedelai
|
200kg
|
2
|
Garam
|
20kg
|
3
|
Kunyit
|
5kg
|
4
|
Bibit
tahu(air tahu)
|
secukupnya
|
Sumber : CV Laksa Mandiri, 2013
Berdasarkan
Tabel 2 terlihat bahwa dalam satu hari usaha ini mengelola rata-rata sebanyak
200 kg kacang kedelai, dengan garam yang digunakan kurang lebih sebanyak 10 kg.
Kunyit dalam pembuatan tahu digunakan sebagai pewarna pada tahu tahu kuning.
Selain itu usaha ini juga menggunakan bibit tahu secukupnya, guna mendapatkan
bubur kedelai yang disaring agar memadat menjadi tahu. Adapun proses produksi
dari tahu itu sendiri dapat terlihat dengan jelas pada gambar 3 dan gambar 4.
Gambar 3. Proses produksi tahu putih
Diendapkan dengan
bibit tahu
|
Berdasarkan
gambar tiga terlihat bahwa terdapat beberapa tahapan untuk mengolah kedelai
menjadi tahu. Sebelum dan setelah direndam selama satu jam, kedelai harus
dicuci agar kulit kacangnya mengelupas dan kebersihannya terjaga sehingga tidak
cepat masam. Setelah itu kedelai tersebut ditiriskan, untuk kemudian dilumat
menggunakan mesin giling bersamaan dengan penambahan air hangat hingga menjadi
bubur. Bubur kedelai tersebut kemudian dimasak hingga muncul gelembunggelembung
kecil pada suhu 70o – 80o C. Setelah sedikit mengental
bubur kedelai kemudian disaring lalu diendapkan dengan bibit tahu yaitu air
tahu dari sisa hasil
proses produksi.
Air tahu ditambahkan secukupnya hingga hasil saringan bubur kedelai bisa
menggumpal dan bisa dicetak, sisa hasil saringan yang berupa ampas tahu dapat
dijual atau diolah kembali menjadi oncom.
BAB IV
PENENTUAN HPP
4.1.
Perhitungan Harga Pokok Produk Tahu CV Laksa Mandiri
CV Laksa Mandiri sudah melakukan perhitungan harga pokok
produksi produk tahu, namun perhitungan yang dilakukan masih dengan metode yang
sederhana dan belum merinci seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi tahu perusahaan hanya
membebankan biaya bahan baku yaitu kacang kedelai, biaya kayu, serta biaya
listrik dan solar. Perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan ini belum memasukkan
seluruh biaya overhead pabrik.
Biaya overhead yang dibebankan perusahaan pada
perhitungan harga pokok produksi hanya biaya solar, kayu, dan biaya listrik
sedangkan biaya overhead lainnya seperti kain, biaya pemeliharaan mesin dan
peralatan, biaya penyusutan bangunan, mesin, dan peralatan belum dibebankan
oleh perusahaan.Harga jual ditetapkan oleh CV Laksa Mandiri setelah
memperhitungkan harga pokok produksi yang dikeluarkan ditambah dengan
keuntungan yang ingin diperoleh oleh CV Laksa Mandiri. CV Laksa Mandiri
memproduksi dua jenis tahu, yaitu tahu putih dan tahu kuning.
Setengah dari jumlah produksi tahu putih akan diolah
lebih lanjut menjadi tahu kuning dengan cara dicelupkan kedalah air kunyit
kurang lebih selama setengah jam.Satu cetakan tahu menghasilkan delapan puluh
potong tahu, satu cetakan tahu membutuhkan dua kilogram kacang kedelai jadi
satu kilogram kacang kedelai menghasilkan empat puluh potong tahu. Selama bulan
April CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang kedelai yang
menghasilkan 220.000 potong tahu.
Harga satu kilogram kacang kedelai Rp. 6.200.
Sedangkan untuk biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan jumlah kedelai
yang diproduksi per hari. Untuk memproduksi satu kilogram kacang kedelai di
gaji Rp 1.000 jadi selama bulan April 2013 CV Laksa Mandiri mengeluarkan biaya
tenaga kerja langsung sebesar Rp 5.500.000. Biaya listrik yang dikeluarkan oleh
perusahaan selama April 2013 adalah Rp 127.000, biaya solar Rp 495.000, biaya
kayu bakar Rp 6.000.000, biaya garam Rp 550.000, biaya kunyit Rp 137.500. Untuk
lebih jelas memahami mengenai perhitunggan harga pokok produksi dengan metode perusahaan
dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Perhitungan harga pokok produksi tahu putih
dengan cara perusahaan pada April 2013
Biaya
|
Kebutuhan/bln
|
Harga/kg(Rp)
|
Harga/liter(Rp)
|
Jumlah(Rp)
|
Kacang kedelai(kg)
|
5.500
|
6.200
|
|
34.100.000
|
Garam(kg)
|
700
|
2.000
|
|
1.400.000
|
Tenaga Kerja
|
5.500
|
1.000
|
|
5.500.000
|
Biaya Listrik
|
|
|
|
127.000
|
Solar(liter)
|
110
|
|
4.500
|
495.000
|
Kayu
|
4.000
|
1.000
|
|
4.000.000
|
Total Biaya
|
|
44.725.000
|
Jumlah Produksi (Potong)
|
|
220.000
|
HPP Per Potong
|
|
203,50
|
Gambar 5. Tahu putih
Tabel
4. Perhitungan harga pokok produksi tahu kuning dengan cara perusahaan
Biaya
|
Kebutuhan
Satu Bulan (Kg)
|
Harga
per Kg(Rp)
|
Jumlah(Rp)
|
Tahu
Putih
|
|
|
22.386.000
|
Kunyit
|
68,75
|
2.000
|
137.500
|
Kayu
Bakar
|
2.000
|
1.000
|
2.000.000
|
Total
Biaya
|
|
|
24.523.500
|
Jumlah
Produksi (Potong)
|
|
|
110.000
|
HPP/Potong
|
|
|
222,94
|
Gambar Tahu Kuning
Pada Tabel 3 dan Tabel 4 diketahui bahwa harga pokok
produksi tahu putih Rp 203,50 dan harga pokok produksi tahu kuning adalah Rp
222,94 yang diperoleh dari total biaya dibagi jumlah produksi. Pada tabel
tersebut jelas terlihat perbedaan harga pokok produksi antara tahu putih dan
tahu kuning, dimana harga pokok produksi tahu kuning sedikit lebih mahal
dibandingkan dengan harga pokok produksi tahu putih. Perbedaan ini disebabkan
oleh karena pada tahu kuning digunakan kunyit dalam proses produksinya
sedangkan untuk tahu putih tidak menggunakan kunyit, hal inilah yang
menyebabkan perbedaan harga pokok produksi dari kedua jenis tahu tersebut.
3.4
Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu dengan Metode Full Costing
CV
Laksa Mandiri memproduksi dua jenis tahu yaitu tahu putih dan tahu kuning.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data produksi pada bulan April 2013.
Selama bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang kedelai
yang menghasilkan 220.000 potong tahu putih. Setengah dari produksi tahu putih
yaitu sebanyak 110.000 potong akan diolah lebih lanjut menjadi tahu kuning.
1. Tahu Putih
Untuk
memproduksi tahu putih dibutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
A. Biaya Bahan Baku
Bahan
baku yang digunakan untuk membuat tahu putih adalah kacang kedelai dan garam.
CV Laksa Mandiri memproduksi dua jenis tahu yaitu tahu putih dan tahu kuning.
Jumlah tahu kuning yang diproduksi setengah dari produksi tahu putih. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah data produksi pada bulan April 2013.
Jadi untuk menghitung biaya produksi tahu digunakan dengan data produksi tahu
selama satu bulan.Pada produksi tahu CV Laksa Mandiri biaya kacang kedelai yang
digunakan dalam proses produksi selama April 2013 adalah Rp 34.100.000. Garam digunakan
pada produksi tahu agar tahu yang dihasilkan memiliki rasa namunjumlah garam
yang digunakan hanya sedikit yaitu sebanyak 275 kilogram selama bulan April 2013.
Sedangkan untuk bibit tahu digunakan air tahu jadi untuk bibit tahu perusahaan
tidak mengeluarkan biaya. Untuk perhitungan biaya bahan baku yang diperlukan
per potong tahu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengeluaran biaya bahan
baku tahu selama satu bulan
Biaya Bahan Baku
|
Kebutuhan slma 1Bln(Kg)
|
Harga per kilogram(Rp)
|
Total Biaya(Rp)
|
Kacang Kedelai
Garam
|
5.500
275
|
6.200
2.000
|
34.100.000
550.000
|
Jumlah
|
34.650.000
|
Berdasarkan
Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah kacang kedelai yangdibutuhkan dalam satu
bulan sebanyak 5.500 kilogram dengan harga perkilogramnya Rp 6.200 jadi biaya
yang dikeluarkan untuk membeli kacang kedelai selama satu bulan Rp 34.100.000.
Garam yang diperlukan selama satu bulan yaitu sebanyak 275 kilogram. Harga satu
kilogram garam Rp 2.000 jadi biaya yang dikeluarkan untuk membeli garam selama
bulan April adalah Rp 550.000. Dalam produksi tahu putih digunakan bibit tahu
yang berfungsi sebagai bahan agar tahu dap menggumpal secara sempurna. CV Laksa
Mandiri menggunakan air tahu sisa hasil produksi pada produksi tahu sebelumnya
sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bibit tahu.
Jadi
total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan untuk tahu putih adalah Rp Rp
34.650.000 dengan jumlah produksi sebanyak 220.000 potong.
B.
Penggunaan Tenaga Kerja Langsung
Tenaga
kerja terbagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak langsung
terlibat dalam proses produksi sedangkan tenaga kerja langsung adalah tenaga
kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Pada CV Laksa Mandiri
tenaga kerja yang digunakan hanya tenaga kerja langsung yaitu meliputi pekerja
bagian penggumpalan, pencetakan, penimbangan, dan bagian kayu.Sistem pembayaran
gaji dilakukan berdasarkan jumlah kacang kedelai yang digunakan pada proses
produksi. Satu kilogram kacang kedelai dibayar sebesar Rp 1.000. Selama bulan
April CV Laksa Mandiri memproduksi kacang kedelai sebanyak 5.500 kilogram.
Besarnya pengeluaran biaya untuk tenaga kerja langsung selama satu bulan yaitu
Rp 5.500.000 Penggunaan biaya tenaga kerja langsung selama bulan April dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Biaya tenaga
kerja langsung selama bulan April
Jmlah
Produksi (Kg)
|
Biaya
Per kilogram (Rp)
|
Total
Biaya (Rp)
|
5.500
|
1.000
|
5.500.000
|
Jumlah
|
5.500.000
|
Dari
Tabel 6 dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama
bulan April sebanyak Rp 5.500.000 dan tidak ada perbedaan biaya antara tahu
putih dan tahu kuning karena tidak ada perbedaan upah antara tenaga kerja
langsung untuk tahu putih dan tahu kuning.
C.
Penggunaan biaya Overhead Pabrik
Biaya
overhead pabrik adalah biaya yang mempengaruhi proses produksi secara tidak
langsung. Biaya inilah yang sering kali tidak dihitung secara rinci oleh
perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya. Biaya overhead yang
digunakan pada CV Laksa Mandiri adalah sebagai berikut :
1.
Biaya Bahan Penolong
Bahan
penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang
meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil dibandingkan
dengan harga pokok produksi tersebut. Pada CV Laksa mandiri, bahan penolong
yang digunakan dalam proses produksi tahu adalah :
a.
Kain
Dalam
proses produksi tahu, kain digunakan pada saat pencetakan tahu. Tahu yang sudah
menggumpal akan di cetak pada tempat pencetakan, kain tersebut diletakkan pada
alat pencetak tahu kemudian tahu yang sudah menggumpal akan dimasukkan ke dalam
alat pencetak. Kain ini digunakan pada tempat pencetakan agar tahu yang
dihasilkan menjadi padat. CV Laksa Mandiri memiliki 6 kain yang berukuran 50
cm2 x 50 cm2, satu kain menghabiskan biaya Rp 2.500 jadi biaya yang dikeluarkan
selama satu bulan untuk kain adalah Rp 15.000.
Tabel 7. Biaya kain selama satu
bulan
Pemakaian Kain (Potong)
|
Biaya Per Potong (Rp)
|
Total Biaya (Rp)
|
6
|
2.500
|
15.000
|
Jumlah
|
15.000
|
b.
Kayu Bakar
Kayu bakar digunakan untuk proses pembuburan
kedelai. Biaya yang dikeluarkan CV Laksa Mandiri untuk membeli kayu bakar
selama bulan April sebanyak Rp 6.000.000. Kebutuhan kayu bakar antara tahu
kuning dan tahu putih adalah 1:2, berarti tahu kuning menghabiskan biaya Rp
2.000.000 dan tahu putih Rp 4.000.000.
Tabel 8. Biaya kayu bakar selama
satu bulan
Pemakaian Kayu Bakar (Kg)
|
Biaya Per Kilogram (Rp)
|
Total Biaya (Rp)
|
4.000
|
1.000
|
4.000.000
|
Jumlah
|
4.000.000
|
c.
Solar
Solar
digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada usaha Bapak Mumu. Solar
yang digunakan per harinya rata-rata sebanyak 5 liter per 250 kilogram kacang
kedelai, selama satu bulan CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang
kedelai jadi penggunaan solar selama satu bulan sebanyak 110 liter dengan harga
Rp 4.500 per liter jadi biaya yang dikeluarkan selama bulan April sebesar Rp
495.000. Untuk lebih jelasnya penggunaan bahan penolong pada produksi tahu CV
Laksa Mandiri dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Penggunaan solar selama
satu bulan
Pemakaian Solar (Liter)
|
Biaya Per Liter (Rp)
|
Total Biaya (Rp)
|
110
|
4.500
|
495.000
|
Jumlah
|
495.000
|
Tabel 10. Biaya penggunaan bahan
penolong per April 2013
Bahan Penolong
|
Total Biaya (Rp)
|
Kain
|
15.000
|
Kay
Bakar
|
4.000.000
|
Solar
|
495.000
|
Jumlah
|
4.510.000
|
Biaya
Listrik
Listrik
digunakan oleh CV Laksa Mandiri untuk memberi penerangan pada saat proses
produksi. Biaya listrik yang dikeluarkan CV Laksa Mandiri pada bulan April
adalah Rp 127.000.
Tabel 11. Biaya listrik selama satu
bulan
Keterangan
|
Total Biaya (Rp)
|
Biaya
Listrik
|
127.000
|
Jumlah
|
127.000
|
Biaya
Perawatan dan Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Biaya perawatan dan pemeliharaan
mesin dilakukan untuk menjaga mesin dan peralatan agar tahan lebih lama.
Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan oleh CV Laksa Mandiri adalah dengan
mengganti peralatan yang sudah tidak layak pakai dan memperbaiki mesin dan
peralatan yang rusak. Biaya yang dikeluarkan CV Laksa Mandiri untuk
pemeliharaan Mesin dan peralatan selama bulan April ialah Rp 130.000 yang
terdiri dari pemeliharaan mesin giling Rp 30.000 dan mesin diesel 100.000. Untuk
lebih jelasnya, perhitungan biaya pemeliharaan mesin dan peralatan dijelaskan
pada tbel 12.
Tabel 12. Biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan
peralatan selama satu bulan
Keterangan
|
Total Biaya (Rp)
|
Mesin
Diesel
|
100.000
|
Mesin
Giling
|
30.000
|
Jumlah
|
130.000
|
Biaya
Penyusutan Mesin, Peralatan, dan Bangunan Penggunaan mesin dan peralatan
menyebabkan penyusutan nilai dari mesin dan peralatan yang digunakan tersebut.
Penyusutan yang terjadi menyebabkan menurunnya atau berkurangnya nilai mesin
dan peralatan.Untuk menghitung nilai penyusutan mesin dan peralatan yang
digunakan oleh CV Laksa Mandiri selama bulan April digunakan dengan metode umur
ekonomis atau disebut dengan metode garis lurus. Perhitungan dengan metode
garis lurus dilakukan dengan :
Beban Penyusutan=Harga perolehan – Sisa
Umur Ekonomis
Tabel 13. Beban
penyusutan peralatan, mesin, dan bangunan per tahun
Keterangan
|
Harga/unit
A(Rp)
|
Jumlah
Unit B (Unit)
|
Harga
Beli (AxB) (Rp)
|
Nilai
Sisa (Rp)
|
Umur
Ekonomis (Tahun)
|
Beban
Penyusutan (Rp/thn)
|
Mesin Diesel
|
8.000.000
|
1
|
8.000.000
|
4.000.000
|
15
|
266.667
|
Mesin Giling
|
4.000.000
|
1
|
4.000.000
|
1.000.000
|
10
|
300.000
|
Tungku semen
|
1.500.000
|
1
|
1.500.000
|
0
|
5
|
300.000
|
Tanggok Bambu
|
100.000
|
1
|
100.000
|
0
|
6
|
16.667
|
Bak Plastik
|
400.000
|
3
|
1.200.000
|
0
|
5
|
240.000
|
Pompa Air
|
300.000
|
2
|
600.000
|
0
|
3
|
200.000
|
Cetakan
|
80.000
|
6
|
480.000
|
0
|
3
|
160.000
|
Jerigen
|
5.000
|
3
|
15.000
|
0
|
5
|
3.000
|
Serok
|
15.000
|
2
|
30.000
|
0
|
3
|
10.000
|
Bak Air (1 m2)
|
500.000
|
1
|
500.000
|
0
|
5
|
100.000
|
Bak Biang ( 1m2)
|
150.000
|
3
|
450.000
|
0
|
5
|
90.000
|
Bangunan
|
200.000.000
|
1
|
200.000.000
|
0
|
25
|
8.000.000
|
Jumlah
|
9.686.334
|
Tabel
14. Beban penyusutan peralatan, mesin, dan bangunan per bulan
Keterangan
|
Penyusutan/Tahun (A) Rp
|
Penyusutan/Bln (B)( A/12) Rp
|
Peyusutan
peralatan, mesin dan bangunan
|
9.686.334
|
807.194,5
|
Jumlah
|
807.194,5
|
Berdasarkan
Tabel 13 dan Tabel 14 diketahui bahwa beban penyusutan mesin, peralatan dan
bangunan selama satu tahun adalah Rp 9.686.334. Jadi penyusutan peralatan per
bulan adalah Rp 807.194. Selama bulan April CV Laksa Mandiri mengeluarkan biaya
penyusutan sebesar Rp 807.194. Jadi total biaya overhead pabrik yang digunakan
selama bulan April adalah jumlah dari biaya bahan penolong, biaya listrik,
biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan, dan biaya penyusutan
mesin, peralatan, dan bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
15.
Tabel 15. Biaya overhead pabrik per
April 2013
Keterangan
|
Total Biaya (Rp)
|
Biaya
Bahan Penolong
|
4.510.000
|
Biaya
Listrik
|
127.000
|
Biaya
perawatan dan pemeliharan mesin dan peralatan
|
130.000
|
Biaya
penyustan mesin dan peralatan
|
807.194,5
|
Jumlah
|
5.574.194,5
|
Setelah
diketahui biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,dan biaya
overhead pabrik maka dapat dilakukan perhitungan harga pokok produksi per
potong tahu. Proses perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing
dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Perhitungan harga pokok produksi dengan
metode full costing per potong/unit tahu, April 2013
Keterangan
|
Total Biaya(Rp)
|
Biaya
Bahan Baku Langsung
|
34.650.000
|
Biaya
Tenaga Kerja Langsung
|
5.500.000
|
Biaya
Overhead Pabrikasi
|
5.574.194,5
|
Jumlah
Total (Bulan April 2013)
|
45.724.194,5
|
Jumlah
Produksi
|
220.000
|
Biaya
per potong per tahu putih
|
207,84
|
Dari
Tabel 16 dapat dilihat bahwa harga pokok produksi per potong tahu putih adalah
Rp 207,84 yang diperoleh dari jumlah total (per April 2013) dibagi dengan
jumlah produksi.
2.
Tahu Kuning
Untuk
memproduksi tahu kuning, tahu putih diolah lebih lanjut yaitu dengan merebus
tahu putih ke dalam air kunyit selama kurang lebih setengah jam. Selama April 2013
CV Laksa Mandiri memproduksi tahu kuning sebanyak 110.000 potong atau setengan
dari tahu putih diproses lebih lanjut menjadi tahu kuning. Pada proses produksi
tahu kuning ini membutuhkan tambahan biaya yaitu biaya kunyit sebagai bahan
pewarna, biaya lumpang yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk kunyit,
tungku semen yang digunakan sebagai tempat untuk merebus tahu, dan juga kayu
bakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk merebus tahu.
A.
Biaya Bahan Baku
Biaya
bahan baku yang digunakan untuk tahu kuning adalah biaya untuk memproduksi tahu
putih yaitu sebesar Rp 22.862.097,25 atau setengah dari total biaya produksi
tahu putih dan biaya untuk pembelian kunyit. Pada bulan April kunyit yang
digunakan sebanyak 68,75 kilogram dengan harga per kilogramnya adalah Rp 2.000.
Untuk lebih jelasnya, penggunaan biaya bahan baku yang digunakan untuk
memproduksi tahu kuning dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Pengeluaran biaya bahan
baku tahu kuning selama satu bulan
Keterangan
|
Kebutuan1 bulan(Kg)
|
Harga per Kg (Rp)
|
Biaya Bahan Baku
|
Tahu
putih
|
|
|
Rp
22.862.097,25
|
Kunyit
|
68,75
|
2.000
|
Rp
137.500
|
Jumlah
|
Rp
22.999.597,25
|
B.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya
overhead yang digunakan untuk memproduksi tahu kuning ialah biaya overhead yang
telah digunakan pada produksi tahu putih dan biaya overhead yang digunakan pada
proses produksi lanjutan dari tahu putih menjadi tahu kuning yaitu kayu bakar
dan biaya penyusutan peralatan.
a.
Biaya Bahan Penolong
Adapun
bahan penolong yang digunakan pada proses produksi tahu kuning ialah kayu
bakar. Kayu bakar digunakan untuk merebus tahu putih. Kayu bakar yang digunakan
selama bulan April sebanyak 2.000 kilogram dengan harga per kilogramnya adalah
Rp 1.000. Untuk lebih jelasnya, penggunaan kayu bakar dalam memproduksi tahu
kuning dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Biaya penggunaan kayu
bakar per bulan
Keterangan
|
Biaya
per Kilogram
(Rp)
|
Total
Biaya
(Rp)
|
2.000
|
1.000
|
2.000.000
|
Jumlah
|
2.000.000
|
b.
Biaya Penyusutan Peralatan
Peralatan
yang digunakan dalam proses produksi tahu kuning adalah lumpang yang digunakan
sebagai tempat menumbuk kunyit dan tungku semen yang digunakan sebagai tempat
merebus tahu putih atau sebagaitempat pewarnaan tahu. Untuk lebih jelas
memahami mengenai penyusutan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel
19.
Tabel 19. Beban penyusutan
peralatan per tahun
Keterangan
|
Harga
per
Unit
(A)
(Rp)
|
Jumlah
Unit
(B)
(Unit)
|
Harga
Beli
(AXB)
(Rp)
|
Nilai
Sisa
(Rp)
|
Umur
ekonomis
(Tahun)
|
Beban
Penyusustan
(Rp/Thn)
|
Tungku
Semen
|
1.500.000
|
1
|
1.500.000
|
0
|
5
|
Rp
300.000
|
Lumpang
|
300.000
|
1
|
300.000
|
0
|
3
|
Rp
100.000
|
Jumlah
|
Rp 400.000
|
Tabel 20. Pengeluaran biaya bahan
baku tahu kuning selama satu bulan
Keterangan
|
Penyusutan per
Tahun (A)
|
Penyusutan per Bulan (B)
B = A/12
|
Penyusutan
peralatan
|
Rp
400.000
|
Rp
33.333,33
|
Jumlah
|
Rp
33.333,33
|
Jadi
total biaya overhead pabrik yang digunakan selama bulan April adalah jumlah
dari biaya bahan penolong dan biaya penyusutan peralatan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Biaya overhead pabrik
selama satu bulan
Keterangan
|
Total Biaya (Rp)
|
Biaya
Bahan Penolong
|
Rp
2.000.000
|
Biaya
penyusutan
peralatan
|
Rp 33.333,33
|
Jumlah
|
Rp 2.033.333,33
|
Setelah
biaya bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik diketahui maka perhitungan
harga pokok produksi dapat dilakukan. Untuk lebih jelasnya perhitungan harga
pokok produksi per potong tahu dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Perhitungan harga pokok produksi dengan
metode full costing per potong/unit tahu
Keterangan
|
Total Biaya (Rp)
|
Biaya
Bahan Baku Langsung
|
Rp
22.999.597,25
|
Biaya
Overhead Pabrik
|
Rp
2.033.333,33
|
Jumlah
Total (per April 2013)
|
Rp
25.032.930,58
|
Jumlah
Produksi
|
110.000
potong
|
Biaya
per potong tahu kuning
|
Rp
227,57
|
Dari
Tabel 22 diketahui bahwa biaya per potong tahu kuning adalah Rp 227,57 yang
diperoleh dari jumlah total (per April 2013) dibagi dengan jumlah produksi.
4.3.
Perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan cara
perusahaan dan metode full costing Berdasarkan perhitungan sebelumnya dapat
dianalisis perbedaan kedua metode perhitungan yaitu antara perhitungan harga
pokok produksi dengan metode yang dilakukan perusahaan dengan metode full
costing. Perbedaan antara kedua metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Perbandingan antara
perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dan metode
perusahaan
Keterangan
|
Metode Full costing
(Rp)
|
Metode
Perusahaan (Rp)
|
Selisih (Rp)
|
Tahu
Putih
|
Rp
207,84
|
Rp
203,50
|
Rp
4,34
|
Tahu
Kuning
|
Rp
227,57
|
Rp
222,94
|
Rp
4,63
|
Dari
Tabel 23 diketahui bahwa selisih biaya produksi tahu putih adalah Rp4,34 per
potong, jumlah produksi tahu putih sebanyak 110.000 jadi selisih biaya produksi
tahu putih selama bulan April adalah Rp 477.400 sedangkan untuk tahu kuning
selisih biaya produksi per potong adalah Rp 4,63 selama bulan April CV Laksa
Mandiri memproduksi 110.000 potong tahu jadi selisih biaya produksi tahu kuning
selama bulan April adalah Rp 509.300. Jadi total selisih biaya produksi tahu
putih dan tahu kuning dengan metode perusahaan dan metode full costing selama
April 2013 adalah Rp 986.700. Diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi
dengan metode perusahaan dan metode full costing memiliki perbedaan. Pada
perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing harga pokok
produksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan perhitungan harga
pokok produksi dengan metode perusahaan. Hal ini karena dengen menggunakan
metode full costing semua biaya dirinci secara jelas, baik itu biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik sedangkan pada
perhitungan harga pokok produksi dengan metode yang digunakan perusahaan harga
pokok produksi yang dihasilkan lebih kecil karena perusahaan tidak memasukkan
biaya overhead pabrik secara rinci ke dalam biaya produksinya. Perusahaan hanya
merinci biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead namum biaya overhead yang dihitung pada proses perhitungan biaya
produksi yang dilakukan perusahaan hanya biaya listrik, biaya solar, dan biaya
kayu bakar. Untuk biaya penyusutan mesin, peralatan, dan bangunan, biaya
pemeliharaan mesin dan peralatan, dan biaya kain tidak di bebankan oleh
perusahaan oleh karena itu perhitungan biaya produksi dengan metode perusahaan
lebih kecil dibandingkan dengan metode full costing. Jika perusahaan
menggunakan metode full costing dalam menghitung biaya produksinya maka
perusahaan harus :
1.
Mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi
2.
Membedakan antara biaya variabel dengan biaya tetap
3.
Memisahkan biaya produksi dengan biaya non produksi
4.
Memperhitungkan biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan
a.
CV Laksa Mandiri telah melakukan perhitungan biaya produksi untuk produk tahu
kuning dan tahu putih. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh CV
Laksa Mandiri masih sangat sederhana dengan menghitung biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi, biaya
yang
dihitung oleh CV Laksa Mandiri sebagai biaya produksi adalah biaya kacang
kedelai, biaya garam, biaya solar dan listrik, biaya kayu bakar, dan biaya
tenaga kerja serta khusus untuk tahu kuning ada biaya tambahan yaitu biaya
untuk membeli kunyit. Masih terdapat biaya overhead yang dikeluarkan dalam
proses produksi namun CV Laksa Mandiri tidak menghitung biaya tersebut. Hasil
perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan CV Laksa Mandiri atas produk
tahu putih dan tahu kuning adalah sebagai berikut :
1.
Tahu putih : Rp 203,50
2.
Tahu kuning : Rp 222,94
b.
Perhitungan biaya produksi yang dilakukan dengan metode full costing pada CV
Laksa mandiri ialah dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi tahu putih dan tahu kuning. Adapun biaya yang dibebankan pada
produksi tahu putih adalah biaya kacang kedelai, biaya garam, biaya solar,
biaya kain, biaya kayu bakar, biaya listrik,biaya perawatan dan pemeliharaan
mesin, dan biaya penyusutan peralatan,mesin, dan bangunan. Biaya yang
dikeluarkan untuk produksi tahu kuning sama saja dengan biaya tahu putih namun
pada tahu kuning ada biaya tambahan yaitu biaya kunyit, kayu bakar dan
penyusutan peralatan yaitu lumpang dan tungku semen. Hasil perhitungan biaya
produksi dengan
metode
full costing adalah :
1.
Tahu putih :Rp 207,84
2.
Tahu kuning :Rp227,57
c.
Perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan danmetode full
costing memiliki perbedaan. Pada perhitungan harga pokok produksi dengan metode
full costing harga pokok produksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan
dengan perhitungan harga pokokproduksi dengan metode perusahaan. Selisih biaya
produksi antara kedua metode tersebut adalah : tahu putih Rp 4,34 per potong,
jumlah produksi tahu putih sebanyak 110.000 jadi selisih biaya produksi tahu putih
selama bulan April adalah Rp 477.400 sedangkan untuk tahu kuning selisih biaya
produksi per potong adalah Rp 4,63 selama bulan April CV Laksa Mandiri
memproduksi 110.000 potong tahu jadi selisih biaya produksi tahu kuning selama
bulan April adalah Rp 509.300. Jadi total selisih biaya produksi tahu putih dan
tahu kuning dengan metode perusahaan dan metode full costing selama April 2013 adalah
Rp 986.700.
2.
Saran
a)
Sebaiknya CV Laksa Mandiri menggunakan metode full costing dalam mengitung
biaya produksinya karena metode ini lebih akurat dibandingkan dengan metode
yang dilakukan oleh perusahaan. Metode full costing merinci seluruh biaya
produksi yang terkait dengan proses produksi sehingga hasil perhitungan yang
diperoleh menunjukkan hasil aktual yang dikeluarkan selama proses produksi.
b)
Sebaiknya CV Laksa Mandiri memperhitungkan biaya gaji pemilik karena pemilik
juga ikut bekerja pada proses produksi CV Laksa Mandiri.