Kamis, 02 Januari 2014

Tugas Koperasi

Arti gambar dan penjelasan lambang koperasi indonesia yang baru - Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 Tanggal : 17 April 2012 Tentang : Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia, maka lambang Koperasi indonesia yang lama digantikan dengan lambang dan gambar yang baru. sebagai berikut :
1. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
a. sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
b. sebagai dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan;
c. sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian,keadilan dan demokrasi;
d. selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan jaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat :
a. Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang;
b. Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia;
UNDANG-UNDANG TENTANG PERKOPERASIAN
Ø  Pasal 1
1. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
2. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi.
3. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang perseorangan.
4. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum Koperasi.
5. Rapat Anggota adalah perangkat organisasi Koperasi yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
6. Pengawas adalah perangkat organisasi Koperasi yang bertugas mengawasi dan memberikan nasihat kepada Pengurus.
7. Pengurus adalah perangkat organisasi Koperasi yang bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Koperasi untuk kepentingan dan tujuan Koperasi, serta mewakili Koperasi baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
8. Setoran Pokok adalah sejumlah uang, yang wajib dibayar oleh seseorang atau badan hukum Koperasi pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan keanggotaan pada suatu Koperasi.
9. Sertifikat Modal Koperasi adalah bukti penyertaan Anggota Koperasi dalam modal Koperasi.
10. Hibah adalah pemberian uang dan/atau barang kepada Koperasi dengan sukarela tanpa imbalan jasa, sebagai modal usaha.
11. Modal Penyertaan adalah penyetoran modal pada Koperasi berupa uang dan/atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang disetorkan oleh perorangan dan/atau badan hukum untuk menambah dan memperkuat permodalan Koperasi guna meningkatkan kegiatan usahanya.
12. Selisih Hasil Usaha adalah Surplus Hasil Usaha atau Defisit Hasil Usaha yang diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan Koperasi dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha.
13. Simpanan adalah sejumlah uang yang disimpan oleh Anggota kepada Koperasi Simpan Pinjam, dengan memperoleh jasa dari Koperasi Simpan Pinjam sesuai perjanjian.
14. Pinjaman adalah penyediaan uang oleh Koperasi Simpan Pinjam kepada Anggota sebagai peminjam berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi dalam jangka waktu tertentu dan membayar jasa.
15. Koperasi Simpan Pinjam adalah Koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha.
16. Unit Simpan Pinjam adalah salah satu unit usaha Koperasi non-Koperasi Simpan Pinjam yang dilaksanakan secara konvensional atau syariah.
17. Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan Perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita dan tujuan Koperasi.
18. Dewan Koperasi Indonesia adalah organisasi yang didirikan dari dan oleh Gerakan Koperasi untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi.
19. Hari adalah hari kalender.
20. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi.
Ø  Pasal 2
Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ø  Pasal 3
Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan.
Ø  Pasal 4
Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.
Ø  Pasal 5
(1) Nilai yang mendasari kegiatan Koperasi yaitu:
a. kekeluargaan;                                                e. persamaan;
b. menolong diri sendiri;                                  f. berkeadilan; dan
c. bertanggung jawab;                                      g. kemandirian.
d. demokrasi;
(2) Nilai yang diyakini Anggota Koperasi yaitu:
a. kejujuran;                                                      c. tanggung jawab; dan
b. keterbukaan;                                                 d. kepedulian terhadap orang lain.
Ø  Pasal 6
(1) Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi yang meliputi :
a. keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;
b. pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis;
c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;
d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen;
e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;
f. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional; dan
g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.
(2) Prinsip Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi sumber inspirasi dan menjiwai secara keseluruhan organisasi dan kegiatan usaha Koperasi sesuai dengan maksud dan tujuan pendiriannya.
Ø  Pasal 7
(1) Koperasi Primer didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang perseorangan dengan memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau Anggota sebagai modal awal Koperasi.
(2) Koperasi Sekunder didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) Koperasi Primer.
Ø  Pasal 8
(1) Koperasi mempunyai tempat kedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar.
(2) Wilayah keanggotaan Koperasi ditentukan dalam Anggaran Dasar.
(3) Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus merupakan kantor pusat Koperasi.
(4) Koperasi mempunyai alamat lengkap di tempat kedudukannya.
(5) Dalam semua surat menyurat, pengumuman yang diterbitkan oleh Koperasi, barang cetakan, dan akta dalam hal Koperasi menjadi pihak harus disebutkan nama dan alamat lengkap Koperasi.
Ø  Pasal 9
(1) Pendirian Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan dengan Akta Pendirian Koperasi yang dibuat oleh Notaris dalam bahasa Indonesia.
(2) Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka Akta Pendirian Koperasi dapat dibuat oleh Camat yang telah disahkan sebagai Pejabat Pembuat Akta Koperasi oleh Menteri.
(3) Notaris yang membuat Akta Pendirian Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Notaris yang terdaftar pada Kementerian yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang Koperasi.
Ø  Pasal 18
(1) Koperasi wajib mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang sesuai dengan jenis Koperasi dan harus dicantumkan dalam Anggaran Dasar.
(2) Tujuan dan kegiatan Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan kebutuhan ekonomi Anggota dan jenis Koperasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


Ø  Pasal 19
(1) Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dapat diubah oleh Rapat Anggota apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah Anggota Koperasi dan disetujui oleh paling sedikit 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah Anggota yang hadir.
(2) Usul perubahan Anggaran Dasar dilampirkan dalam surat undangan kepada Anggota.
(3) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat Koperasi dinyatakan pailit berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali atas persetujuan pengadilan.
(4) Perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
Ø  Pasal 20
(1) Perubahan Anggaran Dasar yang berkaitan dengan hal tertentu harus mendapat persetujuan Menteri.
(2) Hal tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. nama;                                    d. tujuan;
b. tempat kedudukan;               e. kegiatan usaha; dan/atau
c. wilayah keanggotaan;           f. jangka waktu berdirinya Koperasi apabila Anggaran Dasar menetapkan jangka waktu tertentu.
(3) Perubahan Anggaran Dasar selain yang berkaitan dengan hal sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 26
(1) Anggota Koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa Koperasi.
(2) Keanggotaan Koperasi dicatat dalam buku daftar Anggota.
(3) Keanggotaan Koperasi bersifat terbuka bagi semua yang bisa dan mampu menggunakan jasa Koperasi dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan.
Ø  Pasal 27
(1) Anggota Koperasi Primer merupakan orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum, mempunyai kesamaan kepentingan ekonomi, bersedia menggunakan jasa Koperasi, dan memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
(2) Anggota Koperasi Sekunder merupakan Koperasi yang mempunyai kesamaan kepentingan ekonomi dan memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
Ø  Pasal 28
(1) Keanggotaan Koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah persyaratan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dipenuhi.
(2) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN METODE FULL COSTING PADA INDUSTRI KECIL (STUDI KASUS CV LAKSA MANDIRI)

BAB I
PENDAHULUAN
I. Gambaran Umum Perusahaan
I.1 Sejarah Perusahaan
Usaha tahu yang menjadi objek penelitian ini adalah usaha milik Bapak Mumu, yang berlokasi di Jalan Yudhanegara ,Kota Tasikmalaya. CV Laksa Mandiri mengawali karir pada usaha tahu sebagai kuli di tempat usaha orang lain pada tahun 1987, setelah itu beliau pun mencoba berdagang untuk mempelajari masalah pemasaran. Pada tahun 1997 beliau pun akhirnya memulai untuk membuka usaha tahu sendiri, namun krisis moneter yang melanda di pertengahan tahun saat itu mempengaruhi usaha beliau secara tidak langsung. Krisis moneter yang berlangsung waktu itu membuat harga kedelai meningkat dari Rp 1.250 per kilogram menjadi Rp 6.200 per kilogram. Tak hanya CV Laksa Mandiri saja tetapi usaha-usaha kecil lainnya yang ada di Indonesia pun ikut terpengaruhi.
Pemerintah saat itu pun mengeluarkan kebijakan berupa subsidi pinjaman yang disalurkan melalui departemen perdagangan, untuk membantu usaha-usaha yang terkena dampak krisis moneter. CV Laksa Mandiri sendiri pada saat itu menerima bantuan subsidi pinjaman sebesar Rp 5.000.000 dan harus dikembalikan lagi, sehingga pada saat itu beliaupun belum dapat menikmati hasil usahanya sendiri.Setelah beberapa tahun berjalan usaha beliau akhirnya menghasilkan keuntungan, hingga kini usaha beliau masih bertahan dan merupakan salah satu usaha tahu yang cukup maju di Kota Tasikmalaya.
 Kenaikan harga kedelai yang juga terjadi sepanjang tahun 2013 diakui CV Laksa Mandiri cukup mempengaruhi usahanya, namun ini masih dapat teratasi dengan manajemen yang baik dari beliau selaku pemilik usaha. Adapun jumlah tenaga kerja yang bekerja pada usaha tahu kini adalah sepuluh orang, yang berasal dari luar Kota Tasikmalaya dengan jam kerja per hari kurang lebih 12 jam. Bertambahnya skala usaha di CV Laksa Mandiri mendorong pemilik usaha melakukan renovasi sederhana terhadap tempat usaha tersebut yang menghabiskan biaya Rp 1.500.000, juga menambah kan akses menuju jalan utama berupa jembatan besi yang menghabiskan biaya sebesar Rp 25.000.000.
Sepuluh tahun kemudian pemilik usaha melakukan renovasi ulang terhadap tempat usaha secara total untuk menjaga ketahanan bangunan agar lebih lama, yang menghabiskan biaya sebesar Rp 200.000.000. Kendaraan operasional yang digunakan pada usaha untuk memperlancar kegiatan usaha berupa kendaraan pick up kecil seharga Rp 45.000.000 yang digunakan untuk mengantar tahu kepada pelanggan. 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan CV Laksa Mandiri memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana, dimana pemilik perusahaan bertindak sebagai pemimpin perusahaan dan langsung membawahi bagian pencetakan, bagian penggumpalan, bagian menimbang, bagian kayu, dan bagian pemasaran.


























BAB II
TUJUAN DAN KEGUNAAN
2.1. Perumusan Masalah
Kesalahan dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi disebabkan oleh tidak detail atau kurang terincinya dalam menghitung biaya yang dikerluarkan dalam proses produksi. Salah satu komponen yang seringkali tidak terinci secara detail ialah komponen biaya overhead pabrik. Hal ini disebabkan karena banyaknya komponen biaya overhead tersebut dan seringkali biaya overhead itu tidak terlihat secara langsung kaitannya dengan proses produksi hal inilah yang seringkali menyebabkan biaya overhead pabrik sering diabaikan atau tidak dimasukkan ke dalam perhitungan harga pokok produksi oleh perusahaan manufaktur termasuk juga UKM yang  bergerak di bidang manufaktur.
Untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat diperlukan pencatatan akuntasi yang benar agar diperoleh hasil perhitungan yang sebenarnya. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan pengendalian biaya dalam perhitungan harga pokok produksinya agar dapat memperoleh harga yang akurat sehingga dapat menetapkan harga jual yang tepat atau wajar bagi produk yang dihasilkanya.Full costing digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya karena pada teknik ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk jadi atau ke harga pokok penjualan berdasarkan tarif yang ditentukan pada aktivitas normal atau aktivitas yang sesungguhnya terjadi (Bustami dan Nurlela, 2006).
Metode full costing memperhitungkan biaya tetap karena biaya ini dianggap melekat pada harga pokok persediaan baik barang jadi maupun persediaan barang dalam proses yang belum terjual dan dianggap harga pokok penjualan jika produk tersebut sudah habis dijual. Dengan demikian maka perusahaan akan memperoleh biaya yang akurat serta dapat menetapkan harga jual yang lebih kompetitif.Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti pada CV Laksa Mandiri adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi produk tahu yang dilakukan oleh CV Laksa Mandiri?
2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi produk tahu dengan metode full costing?
3. Bagaimana perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara metode full costing dengan metode perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap harga jual?
2.2. Tujuan Makalah
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis perhitungan harga pokok produksi produk tahu yang dilakukan oleh CV Laksa Mandiri
2. Menganalisis perhitungan harga pokok produksi produk tahu dengan metode full costing pada CV Laksa Mandiri
3. Menganalisis perbedaan antar metode full costing dan metode yang digunakan oleh CV Laksa Mandiri serta pengaruhnya terhadap harga jual
2.3. Manfaat Makalah
Hasil studi kasus lapangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai masukan oleh berbagai pihak yang membutuhkannya, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan (UKM) penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menghitung harga pokok produksi yang tepat bagi perusahaan (UKM) untuk mendapatkan hasil perhitungan harga pokokproduksi yang akurat sehingga dapat menetapkan harga jual yang wajar
2. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan      gambaran nyata dari penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menghitung harga pokok produksi serta sebagai rujukan dan pembanding untuk penelitian selanjutnya








BAB III
PROSES PRODUKSI
Adapun struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut :
Pemimpin Perusahaan
Bagian Pengumpulan
Bagian Menimbang
Bagian Kayu
Bagian Pemasaran
Bagian Pencetakan
 







Gambar 1. Struktur organisasi CV Laksa Mandiri
CV Laksa mandiri memiliki delapan 10 karyawan, yang terdiri dari bagian pencetakan sebanyak dua orang, bagian penggumpalan 2 orang, bagian menimbang 2 orang, bagian kayu 2 orang, dan bagian pemasaran 2 orang. Setiap bagian melakukan tugas yang berbeda-beda.
1. Bagian Penggumpalan
Sebelum melakukan penggumpalan bagian ini terlebih dahulu merendam kacang kedelai kemudian melakukan proses penggilingan dengan mesin diesel, setelah kacang kedelai digiling hingga lunak maka masuk ke dalam tahap pembuburan, pada tahap ini kacang kedelai yang sudah digiling kemudian dimasak selama 30 menit, setelah menjadi bubur maka proses penggumpalan dilakukan. Bubur kedelai akan diberi bibit tahu kemudian diendapkan hingga bubur tersebut menggumpal menjadi tahu. Bibit kedelai yang digunakan pada CV Laksa mandiri ialah air tahu yang telah didiamkan selama satu malam.
2. Bagian Kayu
Bagian ini bertugas untuk memotong kayu yang besar menjadi potonganpotongan yang kecil sehingga kayu tersebut bisa dibakar, selain itu bagian kayu ini juga bertugas memasukkan kayu jika kayu dibutuhkan untuk memasak bubur kedelai.
3. Bagian Menimbang
Bagian ini bertugas untuk melakukan penimbangan kacang kedelai ketika kacang akan diproduksi menjadi tahu, selain itu bagian ini juga bertugas untuk membersihkan kedelai yang ada digudang sehingga ketika kacang diproduksi kacang dalam keadaan bersih artinya bahwa tidak ada sampahsampah kecil ataupun batu-batu kecil pada kedelai yang akan diproduksi tersebut.
4. Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas untuk mengantarkan tahu yang telah diproduksi kepada langganan yang membeli tahu CV Laksa Mandiri.
5. Bagian Pencetakan
Bagian pencetakan bertugas untuk melakukan pencetakan bubur tahu yang telah menggumpal dengan menggunakan alat pencetak.

3.1. Peralatan Produksi Tahu
Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum berproduksi yaitu peralatan dan bahan baku. Peralatan yang digunakan dalam memproduksi tahu masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Adapun peralatan-peralatan yang digunakan dalam produksi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Peralatan produksi tahu usaha CV Laksa Mandiri
No
Keterangan
Jumlah (Unit)
Biaya (Rp/Unit)
Total (Rp)
1
Mesin Diesel
1
8.000.000
8.000.000
2
Mesin Giling
1
4.000.000
4.000.000
3
Tungku Semen
2
1.500.000
3.000.000
4
Tanggok Bambu
1
   100.000
100.000
5
Bak Platik
3
   400.000
1.200.000
6
Pompa Air
2
   300.000
600.000
7
Cetakan
6
    80.000
480.000
8
Jerigen
3
     5.000
  15.000
9
Serok
2
   15.000
 30.000
10
Kain (50cmx50cm)
6
     5.000
 30.000
11
Bak Air (1 m2)
1
 500.000
500.000
12
Bak Biang( 1 m2)
3
150.000
450.000
13
Lumpang
1
300.000
300.000
Total Biaya Peralatan Produksi ( Rp)
18.705.000

Dari Tabel 1 terlihat bahwa terdapat 13 peralatan yang digunakan untuk proses produksi, antara lain mesin diesel dan mesin giling, pompa air, tungku semen, cetakan, tanggok bambu, bak plastik, jerigen, serok, kain, bak air dan bak biang, dan lumpang. Mesin diesel dan mesin giling yang dimiliki CV Laksa Mandiri ada sebanyak satu unit. Adapun kegunaan mesin diesel adalah untuk menambah energi listrik yang dibutuhkan dalam proses produksi tahu, sedangkan mesin giling digunakan untuk menggiling kacang kedelai menjadi bubur.Tungku semen adalah tungku yang terbuat dari semen yang dicor membentuk tungku, yang berfungsi sebagai tempat untuk merebus kedelai yangsudah digiling dan untuk merendam tahu ke dalam air kunyit. Usaha tahu CV Laksa Mandiri memiliki tungku semen sebanyak dua unit. Bak plastik merupakan bak yang terbuat dari plastik dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tahu yang digunakan sebagai bibit untuk menggumpalkan kacang kedelai yang sudah menjadi bubur. CV Laksa Mandiri memiliki tiga bak plastik.Usaha ini memiliki dua unit pompa air, yang berfungsi untuk memudahkan akses penggunaan air yang dibutuhkan dalam proses produksi. CV Laksa Mandiri
memiliki cetakan sebanyak 6 dengan fungsi untuk mencetak kedelai yang sudah diolah menjadi tahu. Jerigen dan bak biang pada usaha masing-masing sebanyak tiga unit, dimana jerigen berfungsi sebagai tempat menampung air sedang bak biang berfungsi sebagai tempat kedelai yang sudah menjadi bubur dan sudah siap untuk dicetak. Lumpang digunakan sebagai alat untuk menggiling kunyit. Dalam rangka menjaga ketahanan peralatan, maka secara berkala pemilik usaha melakukan pemeliharaan. Pemeliharaan peralatan produksi yang dilakukan oleh pemilik bertujuan agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar yaitu dengan membersihkan sebagian peralatan dan mengganti beberapa bagian pada mesin yang sudah karat selain itu perawatan yang dilakukan setiap dua minggu sekali ialah mengganti oli mesin diesel.
3.2 Proses Produksi Tahu
Bahan baku utama dalam pembuatan tahu adalah kacang kedelai. Usaha tahu pada penelitian ini membutuhkan kurang lebih dua kuintal kacang kedelai untuk memproduksi tahu per harinya. Selain itu juga dibutuhkan beberapa bahan baku penunjang lainnya dalam menghasilkan tahu, yang dapat dilihat pada Tabel 2




Tabel 2. Kebutuhan bahan baku produksi tahu per hari
No
Uraian
Jumlah
1
Kacang kedelai
200kg
2
Garam
20kg
3
Kunyit
5kg
4
Bibit tahu(air tahu)
secukupnya
Sumber : CV Laksa Mandiri, 2013
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa dalam satu hari usaha ini mengelola rata-rata sebanyak 200 kg kacang kedelai, dengan garam yang digunakan kurang lebih sebanyak 10 kg. Kunyit dalam pembuatan tahu digunakan sebagai pewarna pada tahu tahu kuning. Selain itu usaha ini juga menggunakan bibit tahu secukupnya, guna mendapatkan bubur kedelai yang disaring agar memadat menjadi tahu. Adapun proses produksi dari tahu itu sendiri dapat terlihat dengan jelas pada gambar 3 dan gambar 4.
Gambar 3. Proses produksi tahu putih
Dicuci
Diendapkan dengan bibit tahu
Kedelai
Ampas Tahu
Dimasak sampai mengental
Disaring
Air hangat
Digiling
Ditiriskan
Dicuci
Direndam 1 jam
Dicetak
Tahu putih
Direbus
 














Berdasarkan gambar tiga terlihat bahwa terdapat beberapa tahapan untuk mengolah kedelai menjadi tahu. Sebelum dan setelah direndam selama satu jam, kedelai harus dicuci agar kulit kacangnya mengelupas dan kebersihannya terjaga sehingga tidak cepat masam. Setelah itu kedelai tersebut ditiriskan, untuk kemudian dilumat menggunakan mesin giling bersamaan dengan penambahan air hangat hingga menjadi bubur. Bubur kedelai tersebut kemudian dimasak hingga muncul gelembunggelembung kecil pada suhu 70o – 80o C. Setelah sedikit mengental bubur kedelai kemudian disaring lalu diendapkan dengan bibit tahu yaitu air tahu dari sisa hasil
proses produksi. Air tahu ditambahkan secukupnya hingga hasil saringan bubur kedelai bisa menggumpal dan bisa dicetak, sisa hasil saringan yang berupa ampas tahu dapat dijual atau diolah kembali menjadi oncom.

























BAB IV
PENENTUAN HPP

4.1. Perhitungan Harga Pokok Produk Tahu CV Laksa Mandiri
CV Laksa Mandiri sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi produk tahu, namun perhitungan yang dilakukan masih dengan metode yang sederhana dan belum merinci seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi tahu perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku yaitu kacang kedelai, biaya kayu, serta biaya listrik dan solar. Perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan ini belum memasukkan seluruh biaya overhead pabrik.
Biaya overhead yang dibebankan perusahaan pada perhitungan harga pokok produksi hanya biaya solar, kayu, dan biaya listrik sedangkan biaya overhead lainnya seperti kain, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya penyusutan bangunan, mesin, dan peralatan belum dibebankan oleh perusahaan.Harga jual ditetapkan oleh CV Laksa Mandiri setelah memperhitungkan harga pokok produksi yang dikeluarkan ditambah dengan keuntungan yang ingin diperoleh oleh CV Laksa Mandiri. CV Laksa Mandiri memproduksi dua jenis tahu, yaitu tahu putih dan tahu kuning.
Setengah dari jumlah produksi tahu putih akan diolah lebih lanjut menjadi tahu kuning dengan cara dicelupkan kedalah air kunyit kurang lebih selama setengah jam.Satu cetakan tahu menghasilkan delapan puluh potong tahu, satu cetakan tahu membutuhkan dua kilogram kacang kedelai jadi satu kilogram kacang kedelai menghasilkan empat puluh potong tahu. Selama bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang kedelai yang menghasilkan 220.000 potong tahu.
Harga satu kilogram kacang kedelai Rp. 6.200. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan jumlah kedelai yang diproduksi per hari. Untuk memproduksi satu kilogram kacang kedelai di gaji Rp 1.000 jadi selama bulan April 2013 CV Laksa Mandiri mengeluarkan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 5.500.000. Biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan selama April 2013 adalah Rp 127.000, biaya solar Rp 495.000, biaya kayu bakar Rp 6.000.000, biaya garam Rp 550.000, biaya kunyit Rp 137.500. Untuk lebih jelas memahami mengenai perhitunggan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Perhitungan harga pokok produksi tahu putih dengan cara perusahaan pada April 2013

Biaya
Kebutuhan/bln
Harga/kg(Rp)
Harga/liter(Rp)
Jumlah(Rp)
Kacang kedelai(kg)
5.500
6.200

34.100.000
Garam(kg)
700
2.000

1.400.000
Tenaga Kerja
5.500
1.000

5.500.000
Biaya Listrik



127.000
Solar(liter)
110

4.500
495.000
Kayu
4.000
1.000

4.000.000
Total Biaya

44.725.000
Jumlah Produksi (Potong)

220.000
HPP Per Potong

203,50

Gambar 5. Tahu putih




Tabel 4. Perhitungan harga pokok produksi tahu kuning dengan cara perusahaan

Biaya
Kebutuhan Satu  Bulan (Kg)
Harga per Kg(Rp)
Jumlah(Rp)
Tahu Putih


22.386.000
Kunyit
68,75
2.000
137.500
Kayu Bakar
2.000
1.000
2.000.000
Total Biaya


24.523.500
Jumlah Produksi (Potong)


110.000
HPP/Potong


222,94

 Gambar Tahu Kuning

Pada Tabel 3 dan Tabel 4 diketahui bahwa harga pokok produksi tahu putih Rp 203,50 dan harga pokok produksi tahu kuning adalah Rp 222,94 yang diperoleh dari total biaya dibagi jumlah produksi. Pada tabel tersebut jelas terlihat perbedaan harga pokok produksi antara tahu putih dan tahu kuning, dimana harga pokok produksi tahu kuning sedikit lebih mahal dibandingkan dengan harga pokok produksi tahu putih. Perbedaan ini disebabkan oleh karena pada tahu kuning digunakan kunyit dalam proses produksinya sedangkan untuk tahu putih tidak menggunakan kunyit, hal inilah yang menyebabkan perbedaan harga pokok produksi dari kedua jenis tahu tersebut.






3.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu dengan Metode Full Costing
CV Laksa Mandiri memproduksi dua jenis tahu yaitu tahu putih dan tahu kuning. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data produksi pada bulan April 2013. Selama bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang kedelai yang menghasilkan 220.000 potong tahu putih. Setengah dari produksi tahu putih yaitu sebanyak 110.000 potong akan diolah lebih lanjut menjadi tahu kuning.
1. Tahu Putih
Untuk memproduksi tahu putih dibutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
A. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat tahu putih adalah kacang kedelai dan garam. CV Laksa Mandiri memproduksi dua jenis tahu yaitu tahu putih dan tahu kuning. Jumlah tahu kuning yang diproduksi setengah dari produksi tahu putih. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data produksi pada bulan April 2013. Jadi untuk menghitung biaya produksi tahu digunakan dengan data produksi tahu selama satu bulan.Pada produksi tahu CV Laksa Mandiri biaya kacang kedelai yang digunakan dalam proses produksi selama April 2013 adalah Rp 34.100.000. Garam digunakan pada produksi tahu agar tahu yang dihasilkan memiliki rasa namunjumlah garam yang digunakan hanya sedikit yaitu sebanyak 275 kilogram selama bulan April 2013. Sedangkan untuk bibit tahu digunakan air tahu jadi untuk bibit tahu perusahaan tidak mengeluarkan biaya. Untuk perhitungan biaya bahan baku yang diperlukan per potong tahu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengeluaran biaya bahan baku tahu selama satu bulan

Biaya Bahan Baku
Kebutuhan slma 1Bln(Kg)
Harga per kilogram(Rp)
Total Biaya(Rp)
Kacang Kedelai
Garam
5.500
   275
6.200
2.000
34.100.000
    550.000
Jumlah
34.650.000

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah kacang kedelai yangdibutuhkan dalam satu bulan sebanyak 5.500 kilogram dengan harga perkilogramnya Rp 6.200 jadi biaya yang dikeluarkan untuk membeli kacang kedelai selama satu bulan Rp 34.100.000. Garam yang diperlukan selama satu bulan yaitu sebanyak 275 kilogram. Harga satu kilogram garam Rp 2.000 jadi biaya yang dikeluarkan untuk membeli garam selama bulan April adalah Rp 550.000. Dalam produksi tahu putih digunakan bibit tahu yang berfungsi sebagai bahan agar tahu dap menggumpal secara sempurna. CV Laksa Mandiri menggunakan air tahu sisa hasil produksi pada produksi tahu sebelumnya sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bibit tahu.
Jadi total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan untuk tahu putih adalah Rp Rp 34.650.000 dengan jumlah produksi sebanyak 220.000 potong. 
B. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja terbagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam proses produksi sedangkan tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Pada CV Laksa Mandiri tenaga kerja yang digunakan hanya tenaga kerja langsung yaitu meliputi pekerja bagian penggumpalan, pencetakan, penimbangan, dan bagian kayu.Sistem pembayaran gaji dilakukan berdasarkan jumlah kacang kedelai yang digunakan pada proses produksi. Satu kilogram kacang kedelai dibayar sebesar Rp 1.000. Selama bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi kacang kedelai sebanyak 5.500 kilogram. Besarnya pengeluaran biaya untuk tenaga kerja langsung selama satu bulan yaitu Rp 5.500.000 Penggunaan biaya tenaga kerja langsung selama bulan April dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Biaya tenaga kerja langsung selama bulan April
Jmlah Produksi (Kg)
Biaya Per kilogram (Rp)
Total Biaya (Rp)
5.500
1.000
5.500.000
Jumlah
5.500.000


Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama bulan April sebanyak Rp 5.500.000 dan tidak ada perbedaan biaya antara tahu putih dan tahu kuning karena tidak ada perbedaan upah antara tenaga kerja langsung untuk tahu putih dan tahu kuning.
C. Penggunaan biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang mempengaruhi proses produksi secara tidak langsung. Biaya inilah yang sering kali tidak dihitung secara rinci oleh perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya. Biaya overhead yang digunakan pada CV Laksa Mandiri adalah sebagai berikut :
1. Biaya Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. Pada CV Laksa mandiri, bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi tahu adalah :
a. Kain
Dalam proses produksi tahu, kain digunakan pada saat pencetakan tahu. Tahu yang sudah menggumpal akan di cetak pada tempat pencetakan, kain tersebut diletakkan pada alat pencetak tahu kemudian tahu yang sudah menggumpal akan dimasukkan ke dalam alat pencetak. Kain ini digunakan pada tempat pencetakan agar tahu yang dihasilkan menjadi padat. CV Laksa Mandiri memiliki 6 kain yang berukuran 50 cm2 x 50 cm2, satu kain menghabiskan biaya Rp 2.500 jadi biaya yang dikeluarkan selama satu bulan untuk kain adalah Rp 15.000.
Tabel 7. Biaya kain selama satu bulan
Pemakaian Kain (Potong)
Biaya Per Potong (Rp)
Total Biaya (Rp)
6
2.500
15.000
Jumlah
15.000

b. Kayu Bakar
Kayu bakar digunakan untuk proses pembuburan kedelai. Biaya yang dikeluarkan CV Laksa Mandiri untuk membeli kayu bakar selama bulan April sebanyak Rp 6.000.000. Kebutuhan kayu bakar antara tahu kuning dan tahu putih adalah 1:2, berarti tahu kuning menghabiskan biaya Rp 2.000.000 dan tahu putih Rp 4.000.000.

Tabel 8. Biaya kayu bakar selama satu bulan
Pemakaian Kayu Bakar (Kg)
Biaya Per Kilogram (Rp)
Total Biaya (Rp)
4.000
1.000
4.000.000
Jumlah
4.000.000

c. Solar
Solar digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada usaha Bapak Mumu. Solar yang digunakan per harinya rata-rata sebanyak 5 liter per 250 kilogram kacang kedelai, selama satu bulan CV Laksa Mandiri memproduksi 5.500 kilogram kacang kedelai jadi penggunaan solar selama satu bulan sebanyak 110 liter dengan harga Rp 4.500 per liter jadi biaya yang dikeluarkan selama bulan April sebesar Rp 495.000. Untuk lebih jelasnya penggunaan bahan penolong pada produksi tahu CV Laksa Mandiri dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Penggunaan solar selama satu bulan
Pemakaian Solar (Liter)
Biaya Per Liter (Rp)
Total Biaya (Rp)
110
4.500
495.000
Jumlah
495.000

Tabel 10. Biaya penggunaan bahan penolong per April 2013
Bahan Penolong
Total Biaya (Rp)
Kain
    15.000
Kay Bakar
4.000.000
Solar
  495.000
Jumlah
4.510.000

Biaya Listrik
Listrik digunakan oleh CV Laksa Mandiri untuk memberi penerangan pada saat proses produksi. Biaya listrik yang dikeluarkan CV Laksa Mandiri pada bulan April adalah Rp 127.000.



Tabel 11. Biaya listrik selama satu bulan
Keterangan
Total Biaya (Rp)
Biaya Listrik
127.000
Jumlah
127.000

Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dilakukan untuk menjaga mesin dan peralatan agar tahan lebih lama. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan oleh CV Laksa Mandiri adalah dengan mengganti peralatan yang sudah tidak layak pakai dan memperbaiki mesin dan peralatan yang rusak. Biaya yang dikeluarkan CV Laksa Mandiri untuk pemeliharaan Mesin dan peralatan selama bulan April ialah Rp 130.000 yang terdiri dari pemeliharaan mesin giling Rp 30.000 dan mesin diesel 100.000. Untuk lebih jelasnya, perhitungan biaya pemeliharaan mesin dan peralatan dijelaskan pada tbel 12.
Tabel 12. Biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan selama satu bulan

Keterangan
Total Biaya (Rp)
Mesin Diesel
100.000
Mesin Giling
30.000
Jumlah
130.000
Biaya Penyusutan Mesin, Peralatan, dan Bangunan Penggunaan mesin dan peralatan menyebabkan penyusutan nilai dari mesin dan peralatan yang digunakan tersebut. Penyusutan yang terjadi menyebabkan menurunnya atau berkurangnya nilai mesin dan peralatan.Untuk menghitung nilai penyusutan mesin dan peralatan yang digunakan oleh CV Laksa Mandiri selama bulan April digunakan dengan metode umur ekonomis atau disebut dengan metode garis lurus. Perhitungan dengan metode garis lurus dilakukan dengan :
Beban Penyusutan=Harga perolehan – Sisa
                                                                                                                     Umur Ekonomis                    









Tabel 13. Beban penyusutan peralatan, mesin, dan bangunan per tahun
Keterangan
Harga/unit A(Rp)
Jumlah Unit B (Unit)
Harga Beli (AxB) (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Umur Ekonomis (Tahun)
Beban Penyusutan (Rp/thn)
Mesin Diesel
8.000.000
1
8.000.000
4.000.000
15
266.667
Mesin Giling
4.000.000
1
4.000.000
1.000.000
10
300.000
Tungku semen
1.500.000
1
1.500.000
0
5
300.000
Tanggok Bambu
100.000
1
100.000
0
6
16.667
Bak Plastik
400.000
3
1.200.000
0
5
240.000
Pompa Air
300.000
2
600.000
0
3
200.000
Cetakan
80.000
6
480.000
0
3
160.000
Jerigen
5.000
3
15.000
0
5
3.000
Serok
15.000
2
30.000
0
3
10.000
Bak Air (1 m2)
500.000
1
500.000
0
5
100.000
Bak Biang ( 1m2)
150.000
3
450.000
0
5
90.000
Bangunan
200.000.000
1
200.000.000
0
25
8.000.000
Jumlah
9.686.334

Tabel 14. Beban penyusutan peralatan, mesin, dan bangunan per bulan
Keterangan
Penyusutan/Tahun (A) Rp
Penyusutan/Bln (B)( A/12) Rp
Peyusutan peralatan, mesin dan bangunan
9.686.334
807.194,5
Jumlah
807.194,5
Berdasarkan Tabel 13 dan Tabel 14 diketahui bahwa beban penyusutan mesin, peralatan dan bangunan selama satu tahun adalah Rp 9.686.334. Jadi penyusutan peralatan per bulan adalah Rp 807.194. Selama bulan April CV Laksa Mandiri mengeluarkan biaya penyusutan sebesar Rp 807.194. Jadi total biaya overhead pabrik yang digunakan selama bulan April adalah jumlah dari biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya perawatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan, dan biaya penyusutan mesin, peralatan, dan bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Biaya overhead pabrik per April 2013
Keterangan
Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Penolong
4.510.000
Biaya Listrik
127.000
Biaya perawatan dan pemeliharan mesin dan peralatan
130.000
Biaya penyustan mesin dan peralatan
807.194,5
Jumlah
5.574.194,5
Setelah diketahui biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,dan biaya overhead pabrik maka dapat dilakukan perhitungan harga pokok produksi per potong tahu. Proses perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing per potong/unit tahu, April 2013

Keterangan
Total Biaya(Rp)
Biaya Bahan Baku Langsung
34.650.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
5.500.000
Biaya Overhead Pabrikasi
  5.574.194,5
Jumlah Total (Bulan April 2013)
45.724.194,5
Jumlah Produksi
  220.000
Biaya per potong per tahu putih
            207,84

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa harga pokok produksi per potong tahu putih adalah Rp 207,84 yang diperoleh dari jumlah total (per April 2013) dibagi dengan jumlah produksi.
2. Tahu Kuning
Untuk memproduksi tahu kuning, tahu putih diolah lebih lanjut yaitu dengan merebus tahu putih ke dalam air kunyit selama kurang lebih setengah jam. Selama April 2013 CV Laksa Mandiri memproduksi tahu kuning sebanyak 110.000 potong atau setengan dari tahu putih diproses lebih lanjut menjadi tahu kuning. Pada proses produksi tahu kuning ini membutuhkan tambahan biaya yaitu biaya kunyit sebagai bahan pewarna, biaya lumpang yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk kunyit, tungku semen yang digunakan sebagai tempat untuk merebus tahu, dan juga kayu bakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk merebus tahu.
A. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku yang digunakan untuk tahu kuning adalah biaya untuk memproduksi tahu putih yaitu sebesar Rp 22.862.097,25 atau setengah dari total biaya produksi tahu putih dan biaya untuk pembelian kunyit. Pada bulan April kunyit yang digunakan sebanyak 68,75 kilogram dengan harga per kilogramnya adalah Rp 2.000. Untuk lebih jelasnya, penggunaan biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi tahu kuning dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Pengeluaran biaya bahan baku tahu kuning selama satu bulan
Keterangan
Kebutuan1 bulan(Kg)
Harga per Kg (Rp)
Biaya Bahan Baku
Tahu putih


Rp 22.862.097,25
Kunyit
68,75
2.000
Rp 137.500
Jumlah
                                          Rp 22.999.597,25

B. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead yang digunakan untuk memproduksi tahu kuning ialah biaya overhead yang telah digunakan pada produksi tahu putih dan biaya overhead yang digunakan pada proses produksi lanjutan dari tahu putih menjadi tahu kuning yaitu kayu bakar dan biaya penyusutan peralatan.
a. Biaya Bahan Penolong
Adapun bahan penolong yang digunakan pada proses produksi tahu kuning ialah kayu bakar. Kayu bakar digunakan untuk merebus tahu putih. Kayu bakar yang digunakan selama bulan April sebanyak 2.000 kilogram dengan harga per kilogramnya adalah Rp 1.000. Untuk lebih jelasnya, penggunaan kayu bakar dalam memproduksi tahu kuning dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Biaya penggunaan kayu bakar per bulan
Keterangan
Biaya per Kilogram
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
2.000
1.000
2.000.000
Jumlah
2.000.000

b. Biaya Penyusutan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi tahu kuning adalah lumpang yang digunakan sebagai tempat menumbuk kunyit dan tungku semen yang digunakan sebagai tempat merebus tahu putih atau sebagaitempat pewarnaan tahu. Untuk lebih jelas memahami mengenai penyusutan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Beban penyusutan peralatan per tahun
Keterangan
Harga per
Unit (A)
(Rp)
Jumlah
Unit (B)
(Unit)
Harga
Beli
(AXB)
(Rp)
Nilai
Sisa
(Rp)
Umur
ekonomis
(Tahun)
Beban
Penyusustan
(Rp/Thn)
Tungku Semen
1.500.000
1
1.500.000
0
5
Rp 300.000
Lumpang
300.000
1
300.000
0
3
Rp 100.000
Jumlah
Rp 400.000

Tabel 20. Pengeluaran biaya bahan baku tahu kuning selama satu bulan
Keterangan
Penyusutan per
Tahun (A)
Penyusutan per Bulan (B)
B = A/12
Penyusutan peralatan
Rp 400.000
Rp 33.333,33
Jumlah
Rp 33.333,33

Jadi total biaya overhead pabrik yang digunakan selama bulan April adalah jumlah dari biaya bahan penolong dan biaya penyusutan peralatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Biaya overhead pabrik selama satu bulan
Keterangan
Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Penolong
Rp 2.000.000
Biaya penyusutan
peralatan
Rp  33.333,33
Jumlah
Rp 2.033.333,33

Setelah biaya bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik diketahui maka perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan. Untuk lebih jelasnya perhitungan harga pokok produksi per potong tahu dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing per potong/unit tahu

Keterangan
Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Baku Langsung
Rp 22.999.597,25
Biaya Overhead Pabrik
Rp 2.033.333,33
Jumlah Total (per April 2013)
Rp 25.032.930,58
Jumlah Produksi
110.000 potong
Biaya per potong tahu kuning
Rp 227,57

Dari Tabel 22 diketahui bahwa biaya per potong tahu kuning adalah Rp 227,57 yang diperoleh dari jumlah total (per April 2013) dibagi dengan jumlah produksi.
4.3. Perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan cara perusahaan dan metode full costing Berdasarkan perhitungan sebelumnya dapat dianalisis perbedaan kedua metode perhitungan yaitu antara perhitungan harga pokok produksi dengan metode yang dilakukan perusahaan dengan metode full costing. Perbedaan antara kedua metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dan metode perusahaan
Keterangan
Metode Full costing
(Rp)
Metode
Perusahaan (Rp)
Selisih (Rp)
Tahu Putih
Rp 207,84
Rp 203,50
Rp 4,34
Tahu Kuning
Rp 227,57
Rp 222,94
Rp 4,63

Dari Tabel 23 diketahui bahwa selisih biaya produksi tahu putih adalah Rp4,34 per potong, jumlah produksi tahu putih sebanyak 110.000 jadi selisih biaya produksi tahu putih selama bulan April adalah Rp 477.400 sedangkan untuk tahu kuning selisih biaya produksi per potong adalah Rp 4,63 selama bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi 110.000 potong tahu jadi selisih biaya produksi tahu kuning selama bulan April adalah Rp 509.300. Jadi total selisih biaya produksi tahu putih dan tahu kuning dengan metode perusahaan dan metode full costing selama April 2013 adalah Rp 986.700. Diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode full costing memiliki perbedaan. Pada perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing harga pokok produksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan. Hal ini karena dengen menggunakan metode full costing semua biaya dirinci secara jelas, baik itu biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik sedangkan pada perhitungan harga pokok produksi dengan metode yang digunakan perusahaan harga pokok produksi yang dihasilkan lebih kecil karena perusahaan tidak memasukkan biaya overhead pabrik secara rinci ke dalam biaya produksinya. Perusahaan hanya merinci biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead namum biaya overhead yang dihitung pada proses perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan hanya biaya listrik, biaya solar, dan biaya kayu bakar. Untuk biaya penyusutan mesin, peralatan, dan bangunan, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, dan biaya kain tidak di bebankan oleh perusahaan oleh karena itu perhitungan biaya produksi dengan metode perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan metode full costing. Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam menghitung biaya produksinya maka perusahaan harus :
1. Mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi
2. Membedakan antara biaya variabel dengan biaya tetap
3. Memisahkan biaya produksi dengan biaya non produksi
4. Memperhitungkan biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead


















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. CV Laksa Mandiri telah melakukan perhitungan biaya produksi untuk produk tahu kuning dan tahu putih. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh CV Laksa Mandiri masih sangat sederhana dengan menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, biaya
yang dihitung oleh CV Laksa Mandiri sebagai biaya produksi adalah biaya kacang kedelai, biaya garam, biaya solar dan listrik, biaya kayu bakar, dan biaya tenaga kerja serta khusus untuk tahu kuning ada biaya tambahan yaitu biaya untuk membeli kunyit. Masih terdapat biaya overhead yang dikeluarkan dalam proses produksi namun CV Laksa Mandiri tidak menghitung biaya tersebut. Hasil perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan CV Laksa Mandiri atas produk tahu putih dan tahu kuning adalah sebagai berikut :
1. Tahu putih : Rp 203,50
2. Tahu kuning : Rp 222,94
b. Perhitungan biaya produksi yang dilakukan dengan metode full costing pada CV Laksa mandiri ialah dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tahu putih dan tahu kuning. Adapun biaya yang dibebankan pada produksi tahu putih adalah biaya kacang kedelai, biaya garam, biaya solar, biaya kain, biaya kayu bakar, biaya listrik,biaya perawatan dan pemeliharaan mesin, dan biaya penyusutan peralatan,mesin, dan bangunan. Biaya yang dikeluarkan untuk produksi tahu kuning sama saja dengan biaya tahu putih namun pada tahu kuning ada biaya tambahan yaitu biaya kunyit, kayu bakar dan penyusutan peralatan yaitu lumpang dan tungku semen. Hasil perhitungan biaya produksi dengan
metode full costing adalah :
1. Tahu putih :Rp 207,84
2. Tahu kuning :Rp227,57
c. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan danmetode full costing memiliki perbedaan. Pada perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing harga pokok produksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan perhitungan harga pokokproduksi dengan metode perusahaan. Selisih biaya produksi antara kedua metode tersebut adalah : tahu putih Rp 4,34 per potong, jumlah produksi tahu putih sebanyak 110.000 jadi selisih biaya produksi tahu putih selama bulan April adalah Rp 477.400 sedangkan untuk tahu kuning selisih biaya produksi per potong adalah Rp 4,63 selama bulan April CV Laksa Mandiri memproduksi 110.000 potong tahu jadi selisih biaya produksi tahu kuning selama bulan April adalah Rp 509.300. Jadi total selisih biaya produksi tahu putih dan tahu kuning dengan metode perusahaan dan metode full costing selama April 2013 adalah Rp 986.700.
2. Saran
a) Sebaiknya CV Laksa Mandiri menggunakan metode full costing dalam mengitung biaya produksinya karena metode ini lebih akurat dibandingkan dengan metode yang dilakukan oleh perusahaan. Metode full costing merinci seluruh biaya produksi yang terkait dengan proses produksi sehingga hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan hasil aktual yang dikeluarkan selama proses produksi.
b) Sebaiknya CV Laksa Mandiri memperhitungkan biaya gaji pemilik karena pemilik juga ikut bekerja pada proses produksi CV Laksa Mandiri.